Alasan Jadi PNS – Anggapan masyarakat dalam penerimaan calon pegawai negeri sipil (CPNS) masih terdoktrin bahwa yang bisa lolos hanya dari kalangan keluarga PNS dan anak pejabat saja. Lantas, bagaimana dengan nasib pelamar umum yang ingin menjadi PNS?
Masyarakat awam pada umumnya kesulitan dan harus berlomba-lomba untuk bersaing dengan ribuan pelamar lainnya untuk mendapatkan jabatan di pemerintahan. Sampai, mereka rela mengeluarkan uang puluhan juta untuk menyogok agar bisa mendapatkan kursi PNS. Sedangkan pelamar dari kalangan keluarga PNS dengan mudahnya masuk hanya mengandalkan orang “dalam”.
Pegawai Negeri Sipil (PNS) Staf Kerja Sama, Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), Pendidikan Nonformal dan Informal Direktorat Jenderal (Ditjen PAUDNI) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Yohan Rubiyantoro mengaku, alasan dirinya menjadi PNS agar bisa melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi jenjangnya, yaitu kuliah S-2.
“Ingin melanjutkan kuliah S-2, karena pekerjaan saya yang sebelumnya di swasta sulit untuk melanjutkan kuliah. Ketika daftar, formasinya harus sesuai dengan background saya yaitu Ilmu Pemerintah dan enggak ada harapan untuk lolos,” ujarnya saat dihubungi wartawan, Jumat (6/9/2013).
Lebih lanjut, berdasarkan pengalamannya, banyak orang bilang kalau melamar PNS harus punya kenalan. Sementara dirinya, bukanlah siapa-siapa dan bukan berasal dari keluarga PNS.
“Jujur saja, saat melamar menjadi CPNS pada 2010, saya sempat pesimistis. Karenanya, kesan yang terbangun di masyarakat, proses penerimaan CPNS sangat lekat dengan KKN. Apalagi saat itu formasi yang dibutuhkan hanya satu orang, untuk posisi yang saya tempati saat ini. Sementara saya berasal dari buyut, nenek, orangtua yang tidak punya aliran darah PNS,” ucap mantan wartawan itu.
Yohan melanjutkan, peluang untuk menjadi PNS tidak harus dari keluarga PNS dengan harus membayar jutaan. “Tapi Alhamdulillah, setelah mengikuti serangkaian tes, saya lulus menjadi CPNS. Jadi, yakinlah bahwa peluang untuk menjadi PNS, tidak melulu harus yang memiliki keluarga besar PNS. Apalagi kalau harus membayar puluhan juta, atau ratusan juta rupiah,” ungkapnya.
Dia berkisah, saat itu dalam mengikuti ujian CPNS tidak ada persiapan sama sekali. Dirinya sempat tidak belajar, serta hanya bermodalkan pengalaman sebagai jurnalis selama enam tahun.
“Selebihnya saya mengandalkan wawasan dan pengalaman yang saya miliki selama bekerja sebagai jurnalis,” singkatnya.
Dia mengakui jika perekrutan PNS tahun ini sudah transparan dan bebas KKN 100 persen. Dia pun percaya jika proses rekrutmen PNS lebih baik dari tahun ke tahun.
“Mungkin yang saya catat, saya yakin rekrutmen PNS dari tahun ke tahun lebih baik untuk pelamar umum, artinya dari tahun ke tahun tidak hanya anak pejabat atau bayar ratusan juta, tahun ini sudah transparan, sudah lebih baik. Jadi buat pelamar-pelamar yang bukan dari keluarga pejabat bisa ada kesempatan yang sama,” tuturnya.
Pengalaman yang dialami oleh Yohan pun dirasakan oleh PNS Staf Inspektorat Provinsi Sumatera Utara Muhammad Amin Nasution. Awal dia mengikuti ujian CPNS sempat merasa minder.
“Awalnya agak minder, persiapannya tanya-tanya sama PNS, seperti apa ujiannya. Banyak latihan soal-soal CPNS yang hampir sama dengan SNMPTN, karena peminat PNS banyak banget, harus siapin mental, harus PD, jawab soal yang baik, karena banyak yang enggak lulus karena enggak PD,” katanya. Sumber:Okezone
Copyright © Pusat Info CPNS 2020 - 216 q 0.639 s.