Kimia Farma dan PT Garam Bangun Akan Membangun Pabrik Garam Farmasi

Garam FarmasiPabrik Garam Farmasi – PT Kimia Farma Tbk berencana akan membangun pabrik garam farmasi nasional. Pabrik yang berlokasi di Watudakon, Jombang, Jawa Timur ini merupakan pabrik bahan baku obat garam farmasi pertama di Indonesia.

Direktur Utama Kimia Farma, Rusdi Rusman, mengatakan, industri farmasi masih sangat bergantung impor. Bahan baku obatnya pun 95 persen merupakan barang impor. Misalnya, garam farmasi, yang diimpor dari Jerman, Tiongkok, Australia, Selandia Baru, dan India.

“Upaya ini merupakan kemandirian bahan baku obat di Indonesia. Selama ini, kami mengimpor semua, sehingga jadi tonggak kemandirian bahan baku obat, mulai dari garam (farmasi) dan akan dikembangkan terus,” kata Rusdi dalam penandatanganan nota kesepahaman Kimia Farma dengan Garam di Kementerian BUMN, Jakarta.

Dia menjelaskan, BUMN tersebut akan membangun pabrik di Jawa Timur yang rencananya mulai berproduksi pada 2015. Kapasitasnya 3.000 ton per tahun dan akan ditingkatkan menjadi 6.000 ton per tahun dengan investasi mencapai Rp28 miliar.

Sementara itu, Direktur Utama PT Garam, Yulian Lintang, mengatakan, upaya ini merupakan awal untuk tidak mengimpor garam dari mana pun. “Mulai babak pertama. Selama ini kami mengimpor 100 persen dari Tiongkok, Thailand, dan Swiss,” kata dia.

Pada kesempatan yang sama, Menteri BUMN, Dahlan Iskan, mengatakan, kerja sama ini adalah realisasi rencana yang telah diputuskan beberapa bulan lalu. Pabrik itu akan dibangun di dekat pabrik iodium di sekitar Waduk Dakon, Jawa Timur.

Garam farmasi merupakan bahan baku yang digunakan untuk memproduksi infus, produksi tablet, pelarut vaksin, sirup, oralit, cairan, cuci darah, minuman kesehatan, dan sebagainya. Dalam bidang kosmetika, garam farmasi dipakai sebagai bahan campuran pembuatan sabun dan shampoo.