Pemprov Sulsel Memmerlukan 100 PNS Baru Setiap Tahunnya

sulselInfo PNS Sulsel 2013 – Pemprov Sulsel minus 100 PNS setiap tahunnya. Itu artinya setiap tahun juga, pemprov membutuhkan tenaga PNS baru (CPNS) yang jumlahnya sama dengan pegawai pensiun.

Saat ini, jumlah PNS di lingkup Pemprov Sulsel mencapai 9.521 orang. Itu di luar tenaga honorer yang jumlahnya juga mencapai ribuan orang. Kondisi ini dianggap belum ideal dan masih sangat kurang. Buktinya, hasil analisis kebutuhan pegawai untuk lima tahun ke depan yang dilakukan oleh Pemprov Sulsel, menyebutkan bahwa setiap tahun pemprov Sulsel membutuhkan tambahan pegawai minimal 100 orang.

Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Sulsel, Mustari Soba, yang dikonfirmasi di ruang kerjanya, akhir pekan lalu mengatakan, saat ini pemprov membutuhkan 200 pegawai baru. Namun, kata dia, kuota penerimaan pegawai yang disetujui pusat untuk pemprov tahun ini, yakni 113 orang.

Kuota ini, kata dia, akan memprioritaskan tenaga kesehatan, khususnya dokter umum, dokter spesialis, perawat dan tenaga bidan. “Tenaga medis ini akan mengisi beberapa rumah sakit milik pemprov Sulsel,” kata Mustari Soba.

Di menjelaskan, pegawai yang ada di pemprov saat ini mencapai 9.521 orang, tidak termasuk tenaga honorer yang jumlahnya mencapai 1.256 orang. Kondisi ini, ungkap Mustari, secara umum sudah mencukupi, hanya saja pada pos-pos tertentu, khususnya tenaga teknis dan tenaga medis, itu masih kekurangan.

Sebagai gambaran, kata dia, dari 9.521 pegawai pemprov saat ini, tenaga kesehatan hanya 1.890, sementara tenaga guru hanya 201. Untuk pegawai struktural jumlahnya mencapai 1.345 orang. Jabatan fungsional umum lebih banyak lagi, yakni 5.253 orang, dan jabatan fungsional tertentu sebanyak 832 orang.

“Dengan kondisi ini, kita butuh pengangkatan pegawai sekira 200 orang setiap tahun. Kan setiap tahun juga banyak pegawai yang pensiun,” ucapnya.

Menurut dia, keberadaan tenaga honorer selama ini, yang jumlahnya seribuan lebih, menurut Mustari itu sangat membantu untuk menutupi kekurangan pegawai di pos tertentu.

Kerja para honorer ini, menurut dia juga cukup berat, sama dengan pegawai organik lainnya. Makanya, kata dia, keberadaan mereka cukup membantu dalam menjalankan tugas-tugas pemerintahan.

Pakar ilmu pemerintahan Unhas, Prof Indar Arifin mendukung rencana pemerintah provinsi merekrut PNS baru terutama untuk tenaga medis. Alasannya, pemprov memiliki rumah sakit dan balai pengobatan yang membutuhkan sumber daya manusia andal. Rumah sakit-rumah sakit milik pemprov Sulsel antara lain RS Labuang Baji, RS Dadi, RS Haji, RS Sayang Rakyat, RS Bersalin Pertiwi, dan RS Siti Fatimah.

Indar mengatakan penerimaan CPNS khususnya tenaga kesehatan perlu terus dilakukan dalam upaya memperbaiki layanan kepada masyarakat. Meski begitu, Indar berharap rekrutmennya harus secara global sehingga tidak hanya mewakili satu kalangan tapi semua kalangan. Sebab, ke depan dibutuhkan PNS yang responsif dan humanis.

Masa Kerja

Di Jakarta, Wakil Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (WamenPAN-RB) Eko Prasojo menegaskan masa kerja lama bukan jadi tolok ukur seorang PNS makin pengalaman dan profesional. Alasannya, kebanyakan PNS hanya melakukan pekerjaan yang diulang-ulang selama bertahun-tahun.

“Meski seseorang memiliki masa kerja lebih lama, bukan berarti orang tersebut memiliki pengetahuan dan pengalaman lebih karena hanya berputar-putar di pekerjaan yang sama. Sebesar apapun potensi yang kita miliki, kalau yang kita tunjukkan hanya satu, maka itulah yang akan dinilai orang,” kata Eko Prasojo dalam keterangan persnya, Minggu, 28 Juli kemarin.

Dalam mengambil keputusan, lanjutnya, seorang PNS yang punya jabatan strategis tidak boleh ragu agar lainnya tidak ikutan menjadi ragu. “Kalau kita yakin, yang lain menjadi percaya,” tambahnya.

Esensinya, lanjut guru besar UI ini, orang yang di depan adalah orang yang berani menerima risiko lebih. Karena itu tidak ada orang hebat tanpa tujuan yang jelas. Bukan sekadar cepat, tapi perlu perencanaan, target pencapaian, evaluasi, dan motivasi.

“Kita tidak boleh mematikan potensi orang, tapi justru memperkaya potensi yang sudah ada. Karena perubahan dimulai dari diri kita bukan dengan memaksa orang lain untuk berubah,” tegasnya.